poltekkesmaluku.com – Pernah gak sih ngerasa ada suara di kepala yang terus-menerus ngasih komentar negatif kayak, “Kamu gak cukup baik”, “Kamu pasti gagal”, atau “Orang lain lebih hebat darimu”? Nah, suara itu sering disebut inner critic, si pengkritik batin yang bisa muncul kapan aja dan bikin kita ngerasa gak pede atau bahkan takut buat melangkah.
Sebagai seseorang yang juga sering banget harus berurusan sama si inner critic ini, aku paham betul betapa melelahkannya hidup dalam bayang-bayang kritik dari diri sendiri. Tapi tenang, inner critic bukan musuh yang gak bisa dikendalikan. Yuk, kita bahas bareng gimana cara sederhana buat mengatasinya dan balikin kendali ke tangan kita sendiri.
1. Kenali Suara Inner Critic-mu
Langkah pertama buat menghentikan inner critic adalah sadar dulu kalau dia muncul. Kadang kita terlalu terbiasa sama suara itu sampai gak sadar kalau itu bukan fakta, tapi cuma pikiran negatif yang numpang lewat.
Coba perhatikan pola kalimat yang muncul di kepala waktu kamu mulai ragu atau takut. Apakah selalu menyalahkan? Apakah terlalu keras? Kalau udah bisa mengenali polanya, kamu jadi bisa bedain mana pikiran yang realistis dan mana yang cuma kritik gak berdasar.
2. Tanya Balik: “Apa Benar Begitu?”
Inner critic sering ngomong dengan cara yang mutlak dan menyakitkan. Misalnya, “Kamu gak akan pernah bisa sukses.” Saat itu terjadi, coba tanya balik ke dirimu, “Apa benar begitu?” atau “Bukti nyatanya apa?” Biasanya sih, inner critic gak punya bukti kuat, cuma asal ngomong doang.
Dengan menantang balik si suara negatif itu, kamu kasih ruang buat logika dan fakta bicara, bukan cuma rasa takut atau ragu.
3. Ganti Suara Kritis dengan Suara Pendukung
Kalau inner critic ngomong, “Kamu gak cukup bagus,” coba langsung ganti dengan kalimat yang lebih suportif, kayak, “Aku lagi belajar, dan itu oke,” atau “Aku boleh salah, tapi aku tetap berharga.” Ini bukan tentang membohongi diri sendiri, tapi soal kasih diri kamu perlakuan yang lebih manusiawi.
Bayangin aja kalau sahabat kamu yang bilang hal-hal itu tentang dirinya sendiri, pasti kamu akan bilang sesuatu yang baik kan? Nah, sekarang giliran kamu ngomong baik ke diri sendiri.
4. Praktikkan Self-Compassion
Self-compassion itu semacam seni memperlakukan diri sendiri dengan kasih sayang, terutama saat kamu gagal, malu, atau kecewa. Daripada nyalahin diri sendiri, coba peluk diri kamu secara emosional.
Misalnya kamu gagal dalam sesuatu, daripada langsung mikir “aku bodoh banget”, coba ubah jadi, “Aku kecewa, tapi ini bagian dari proses belajar.” Ini bikin kamu jadi lebih kuat secara emosional, bukan malah makin terpuruk.
5. Tulis Dialognya di Jurnal
Kalau inner critic kamu sering muncul di waktu-waktu gak tepat, coba tuangkan semuanya ke jurnal. Tulis aja semua suara negatif itu, lalu jawab satu-satu kayak kamu lagi debat santai. Misalnya:
Inner critic: “Kamu gak cukup bagus buat proyek ini.”
Kamu: “Aku mungkin belum ahli, tapi aku mau belajar dan berkembang.”
Dengan menulis, kamu bisa ngeluarin uneg-uneg dan sekaligus melatih diri buat gak langsung percaya sama semua pikiran negatif yang muncul.
Penutup
Inner critic emang gak bisa hilang sepenuhnya, tapi bisa banget dikendalikan. Dengan mengenali, mempertanyakan, dan mengganti suara negatif itu dengan kalimat yang lebih ramah, kita bisa pelan-pelan membangun hubungan yang lebih sehat sama diri sendiri.
poltekkesmaluku.com selalu percaya, kesehatan mental itu dimulai dari cara kita ngomong ke diri sendiri. Yuk, pelan-pelan latih diri buat lebih lembut, lebih suportif, dan lebih sayang sama diri sendiri. Suara hati yang tenang akan bawa hidup yang lebih ringan juga.